Teguh Santosa: Seperti Indonesia, Korea adalah Bangsa Pejuang

Teguh Santosa: Seperti Indonesia, Korea adalah Bangsa Pejuang
Dari kiri ke kanan, Ketua Umum JMSI Teguh Santosa, Duta Besar Korea Selatan Lee Sang-deok, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Djan Faridz./KoreaKini

Sudah lebih dari satu dekade Korean Wave atau hallyu memukau dunia, termasuk Indonesia. Digandrungi generasi muda, juga disukai ayah dan ibu mereka.

Namun tentu saja, Korea Selatan bukan sekadar K-pop, K-drama, atau film Parasite yang memenangkan Oscar dan berbagai festival film lainnya, atau film Squid Game yang menegangkan dan di luar imajinasi.

“Korea Selatan bukan hanya tentang Kimchi dan bimbimbap serta berbagai menu K-food lainnya,” ujar Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa ketika memberikan sambutan pembuka dalam Seminar Internasional bertema “Fly Together for Another 50 Years” di Roemah Djan, Jakarta Pusat, Selasa (5/12).

Seminar ini diselenggaraan KoreaKini.id dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan Republik Korea atau Korea Selatan dengan Republik Indonesia.

Hadir dalam seminar itu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Djan Faridz, dan Duta Besar Korea Selatan Lee Sang-deok. Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang berhalangan hadir secara fisik memberikan sambutan lewat rekaman video.

Dalam sambutannya, Teguh yang juga dosen hubungan internasional Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, menggarisbawahi perkembangan teknologi di segala bidang di Korea Selatan menjadi pondasi kuat bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

“Pada akhirnya, bila kita melihat kembali catatan sejarah, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Korea Selatan, seperti juga Indonesia, adalah bangsa pejuang yang memiliki tekad baja untuk bangkit, dan menjadi pemenang,” ujar Teguh lagi

Karena itu pula, sambungnya, kedua bangsa besar ini perlu dan harus terus menjalin kerjasama, memadukan semua potensi yang ada, green economy, blue economy, dan ekonomi alternatif lainnya, termasuk ekonomi syariah.
 
“Juga ikut aktif menjaga ketertiban dan perdamaian dunia,” demikian Teguh.

Seminar Internasional yang dihadiri lebih dari 150 peserta ini juga dimeriahkan dengan eksibisi taekwondo yanga ditampilkan taekwondoin cilik dari Revolution Taekwondo Club (RTC) dan peragaan busana atau fashion show yang dibawakan oleh mahasiswi dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Seminar dibagi ke dalam dua topik. Pertama “Nurturing Alternative Economy: Green Economy and Syariah Economy” dengan pembicara CEO KB Bukopin Lee Wu-yeol dan anggota Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Amy Atmanto, serta dipandu Pemimpin Umum BUMN Track Ahmed Kurnia.

Adapun sesi kedua bertema “Guarding the Free and Open Indo Pacific” dengan pembicara Curie Maharani Savitri dari Bina Nusantara University dan Pimred Jakarta Post Taufiqurrahman dan dimoderatori editor dari Kantor Berita Politik RMOL Sarah Gunawan.

Share

KoreaKini

Comments

Other Posts