Riset, Modal Sosial bantu Dongkrak Mobilitas Sosial

Riset, Modal Sosial bantu Dongkrak Mobilitas Sosial

Modal sosial sangat berperan dalam mobilitas sosial seseorang. Seberapa kaya atau miskin Anda, seberapa erat hubungan Anda dengan orang di sekitar, dan seberapa banyak Anda terlibat dalam kegiatan sosial menjadi penentu mobilitas sosial Anda.

Ini antara lain kesimpulan penting dari penelitian yang dilakukan tim peneliti Universitas Harvad yang dipimpin oleh Prof. Raj Chetty. Dalam penelitian, Prof. Chetty dan rekan-rekannya menganalisis 21 miliar hubungan pertemanan dan kenalan Facebook di Amerika Serikat untuk memahami dampak jangka panjang dari faktor-faktor ini terhadap mobilitas kelas sosial.

Siswa yang berstatus sosial ekonomi rendah memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan penghasilan saat dewasa. Tidak hanya tentang mendapatkan lebih banyak uang,  untuk mencapai peningkatan ini, diperlukan pekerjaan dengan nilai tambah, seperti tugas-tugas teknis atau manajerial. Hal ini mencerminkan pergeseran dari kelas sosial berpenghasilan rendah ke kelas menengah ke atas.

Sekolah di Amerika Serikat diatur berdasarkan distrik, sehingga anak-anak kaya dan miskin dapat bersekolah di sekolah yang sama. Kebijakan ini meningkatkan peluang anak yang lebih miskin untuk meraik kesuksesan di masa dewasa.

Meskipun bersekolah di lingkungan yang sama, kesenjangan sosial tetap ada, dan hubungan antara anak dari keluarga kaya dan miskin tidak selalu dekat. Meskipun anak-anak mungkin berbagi sekolah, dinding tak terlihat membatasi interaksi, dan sulit bagi mereka untuk menjadi akrab atau musuh hanya karena sekolah di tempat yang sama.
 
Seperti dikutip dari Naver, penelitian ini menyajikan bahwa anak dari keluarga miskin cenderung memiliki standar hidup yang lebih tinggi karena bersekolah di lingkungan yang lebih kaya. Fasilitas sekolah, seperti kursi, meja, perpustakaan, laboratorium sains, dan makanan, memengaruhi persepsi standar hidup.

Mereka yang tinggal di lingkungan rendah mungkin tidak menyadari masalah dalam hidup mereka karena persepsi mereka terbentuk oleh lingkungan sekitar.

Ada contoh seorang pemuda dengan penghasilan 2,3 juta won per bulan yang puas dengan kehidupannya, sementara ada yang memiliki gaji 50 juta won merasa sukses. Penilaian mereka terkait keberhasilan dan kehidupan sejahtera dipengaruhi oleh standar lingkungan sekitar dan media yang dilihat.

Anak-anak dari keluarga miskin yang bersekolah dengan anak-anak dari keluarga kaya cenderung memiliki standar hidup yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Makan, berpakaian, dan bekerja mengikuti standar sekolah tersebut, mendorong mereka untuk mencari penghasilan yang memenuhi standar tersebut.

Pentingnya memiliki standar tinggi, ditentukan oleh lingkungan dan orang-orang sekitar. Anak dari keluarga miskin yang beradaptasi dengan standar tinggi di sekolah memiliki potensi untuk keluar dari kemiskinan. Namun, dampak mobilitas sosial tidak signifikan jika jumlah anak-anak dari keluarga miskin lebih banyak.

Anak-anak dari keluarga miskin dengan standar tinggi cenderung memiliki kehidupan yang baik di masa dewasa, hal ini mendorong pentingnya mengetahui dan menerima standar yang lebih tinggi dalam berbagai aspek kehidupan.

Share

Seoul

Comments

Other Posts