Pemerintah Korea Selatan Protes Penahanan Warganya di AS, Dorong Revisi Sistem Visa
Pemerintah Korea Selatan menyampaikan protes keras kepada Amerika Serikat menyusul tindakan otoritas setempat yang menahan lebih dari 300 warga Korea. Penahanan ini terjadi terkait operasi pabrik baterai gabungan antara Hyundai Motor dan LG Energy Solution. Kantor Kepresidenan Korea Selatan menyatakan penyesalan yang mendalam atas kejadian tersebut dan segera mengambil langkah diplomatik.
“Kami sangat terkejut melihat warga negara kami diperlakukan sedemikian rupa, hingga ada yang dirantai dan ditahan,” ujar Kim Yong-bum, Kepala Kebijakan Kepresidenan, dalam forum debat yang diselenggarakan oleh Korea Broadcasting Press Club (9/0).
Ia menegaskan bahwa pemerintah telah menyampaikan kemarahan publik kepada pihak AS dengan nada diplomatik yang tegas dan serius.
Sementara itu, Menteri Perdagangan dan Industri, Kim Jung-kwan, menyampaikan bahwa pemerintah sedang mengupayakan percepatan proses administrasi agar para warga yang ditahan dapat kembali ke Korea secara sukarela, bukan melalui proses deportasi paksa.
Menanggapi isu tersebut, Menteri Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat, Kristi Noem, mengklarifikasi bahwa pihaknya memang menggunakan istilah "deportasi", namun bukan dalam konteks pemaksaan. Ia menekankan bahwa para warga Korea tersebut dapat pulang tanpa menghadapi konsekuensi hukum atau administratif di kemudian hari.
Menariknya, pemerintah Korea Selatan melihat insiden ini sebagai peluang untuk mendorong perbaikan sistem visa tenaga kerja di Amerika Serikat. Salah satu upaya yang tengah dipertimbangkan adalah menghidupkan kembali rancangan kebijakan Partner with Korea Act (PWKA), yang sempat disusun 10 tahun lalu. Aturan ini bertujuan untuk menyediakan kuota visa khusus kategori E-4 bagi tenaga profesional asal Korea. Namun, tantangan terbesar saat ini adalah minimnya dukungan politik di Kongres AS akibat meningkatnya sentimen anti-imigrasi.
Meski demikian, pihak Kepresidenan Korea Selatan tetap optimistis. Dengan posisi Korea sebagai investor terbesar di Amerika Serikat saat ini, serta tingginya kebutuhan industri AS terhadap investasi dan tenaga profesional asal Korea, penyelesaian masalah ini dinilai dapat membuka peluang besar untuk memperbaiki sistem visa ke depan.
Penulis: BUNGA NATASYA PUTRI