Menjelang Chuseok, Harga Beras dan Pangan Naik Lagi

Menjelang Chuseok, Harga Beras dan Pangan Naik Lagi
Tumpukan beras di salah satu supermarket di Seoul. (Yonhap)

Penulis: BUNGA NATASYA PUTRI

Harga beras di Korea Selatan belakangan ini membuat masyarakat heboh. Padahal tahun lalu, harga beras per 80 kilogram tidak pernah menembus 200 ribu won, tapi sekarang kondisinya beda. Pemerintah dianggap terlalu mengurung atau mengkarantina beras, dan efeknya harga jadi semakin naik.

Menurut data Kementerian Pertanian, produksi beras tahun lalu mencapai 3,58 juta ton, lebih banyak sekitar 56 ribu ton dari kebutuhan. Tapi anehnya, pemerintah justru menarik 262 ribu ton beras hasil panen baru keluar dari pasar pada 2024. Jumlah itu jauh lebih besar dari kelebihan produksi, jadi wajar kalau harga langsung melonjak.

Awalnya harga beras sempat turun, tapi sejak pemerintah umumkan aturan karantina pasar pada November tahun lalu, kini harganya malah naik terus sampai sekarang. Karena pasokan diatur secara paksa, harga tetap tinggi bahkan di luar musim panas, yang biasanya harga lebih stabil.

Biar tidak makin liar, pemerintah akhirnya turun tangan dengan cara baru, melepas 30 ribu ton gabah, tapi bukan dijual langsung, melainkan dipinjamkan ke perusahaan. Jadi mereka harus balikin dalam bentuk beras baru tahun depan. Ini pertama kalinya pemerintah pakai sistem pinjaman beras seperti saat ini. Katanya sih beras itu baru masuk pasar sekitar September, dan diharapkan bisa sedikit menahan kenaikan harga.

Tapi menurut Park Han-ul dari Institut Penelitian Ekonomi Pedesaan, langkah itu hanya solusi yang kecil. Jumlah 30 ribu ton terlalu kecil buat benar-benar menahan harga, apalagi pemerintah juga khawatir kalau kebanyakan melepas stok sebelum panen Oktober nanti, harga bisa anjlok lagi. Jadinya serba salah.

Masalahnya yaitu, lonjakan harga beras ini kebetulan terjadi mendekati Chuseok, hari raya besar di Korea. Harga makanan lain juga ikut naik. Data terbaru menunjukkan inflasi Agustus tercatat 1,7% dibanding tahun lalu. Angka itu terlihat kecil karena ada diskon 50% biaya telekomunikasi setelah kasus peretasan SK Telecom. Kalau diskon itu tidak dihitung, inflasi aslinya sekitar 2,3% — yang sebenarnya cukup tinggi.

Yang paling bikin orang terasa berat ya harga pangan. Produk pertanian, peternakan, dan perikanan naik sampai 4,8% bulan Agustus kemarin. Jadi meskipun inflasi resmi kelihatan turun, kenyataan di pasar justru membuat banyak orang mengeluh.

Share

Comments

Other Posts