Korea Selatan Andalkan Hallyu untuk Perluas Pasar Global dan Dorong Perekonomian
Penulis: BUNGA NATASYA PUTRI
Korea Selatan semakin sibuk dengan memperluas jangkauan budaya populernya atau Hallyunya ke berbagai negara. Perusahaan hiburan besar seperti HYBE, SM Entertainment, dan CJ ENM kini menargetkan pasar baru, terutama di India, Amerika Latin, dan Timur Tengah, sebagai bagian dari strategi mereka.
Langkah ini muncul di tengah tantangan ekonomi, karena barang-barang buatan Korea Selatan makin sering terkena aturan dagang di negara lain. Karena itu, pemerintah mendorong sektor budaya untuk ikut menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri budaya Korea memang belum sebesar sektor industri barang, tapi perkembangannya terbilang sangat pesat. Contohnya, BTS sukses mendunia, film Parasite bisa menang Oscar, serial Squid Game booming, sampai novel The Vegetarian karya Han Kang yang menang Nobel Sastra tahun 2024. Yang terbaru, musikal Maybe Happy Ending juga disambut baik di luar negeri, demikian dikutip dari Reuters.
CEO agensi K-Pop HYBE, Jason Jaesang Lee, menyebut kawasan Amerika Latin sebagai salah satu target utama. Kawasan Amerika Latin, yang dikenal sebagai tempat lahirnya musik Latin, merupakan area fokus penting, ujarnya dalam wawancara dengan Reuters. HYBE berencana memanfaatkan peluang itu untuk comeback artis-artis mereka pada musim semi yang akan mendatang.
Selain upaya ke pasar global, Agustus 2025 juga diwarnai berbagai kegiatan budaya di Korea Selatan. Grup K-Pop virtual Plave menggelar konser perdana di Seoul, drama baru seperti Aema dan Twelve tayang di platform internasional, dan ajang seni Frieze Seoul 2025 menghadirkan seniman serta penari balet dunia. Semua ini semakin memperkuat posisi Seoul sebagai pusat budaya internasional.
Dengan berbagai langkah tersebut, Korea Selatan ingin menunjukkan bahwa mereka bukan hanya penikmat budaya global, tetapi juga pencipta tren yang berpengaruh di seluruh dunia.