Krisis Dokter di Korea Jadi Perdebatan Hangat, Para Medis: Solusinya Peningkatan Kompensasi Finansial

Krisis Dokter di Korea Jadi Perdebatan Hangat, Para Medis: Solusinya Peningkatan Kompensasi Finansial
Petugas medis Rumah Sakit Seoul National University melakukan protes di depan gedung Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan/Yonhap

Satu isu penting yang sedang menjadi perdebatan hangat di Korea Selatan saat ini adalah kurangnya tenaga medis. Krisis tersebut tengah diatasi pemerintah lewat berbagai solusi, salah satunya menambah kuota pendaftaran sekola kedokteran, dari 3.058 menjadi 5.058 (bertambah 2.000).

Usulan tersebut sudah diumumkan pada Jumat (26/1/2024) dan rencananya akan diterapkan mulai minggu depan. Jika benar terjadi, ini akan menjadi kenaikan pertama dalam 19 tahun terakhir.

“Pemerintah akan meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran mulai 2025, setidaknya sebanyak 1.000 orang. Jumlah ini bahkan bisa mencapai lebih dari 2.000 orang, mengingat permintaan terus meningkat,” seorang pejabat membenarkan hal ini.

Tapi, solusi pemerintah tersebut mendapat tentangan keras dari kalangan medis. Beberapa dokter berpendapat, kenaikan kuota justru dapat mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan dan pelayanan medis. Mereka mengusulkan Solusi alokasi dokter yang lebih efektif dan peningkatan kompensasi finansial.

Masukan ini diterima pemerintah, yang rencananya segera mengumumkan serangkaian langkah tambahan, salah satunya mendorong para dokter mengambil jurusan di bidang-bidang medis yang dianggap penting, serta memberikan insentif kepada mereka yang bersedia melayani daerah-daerah terpencil.

Diketahui, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah tenaga medis di Korea saat ini sebanyak 1.000 orang. Angka itu jauh di bawah rata-rata kebutuhan dokter di negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Share

BK BukopinLee Wu-yeol

Comments

Other Posts