Pertemuan Ketua Parlemen MIKTA, Puan Maharani Sapa Akrab Kim Jin-pyo

Pertemuan Ketua Parlemen MIKTA, Puan Maharani Sapa Akrab Kim Jin-pyo
Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo dalam MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 di Jakarta, Senin (20/11).

Ketua DPR RI Puan Maharani mengapresiasi pertemuannya dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Kim Jin-pyo dalam MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 di Jakarta, Senin (20/11).

Dalam unggahan di akun pribadi X miliknya, @puanmaharani_ri, anak bungsu mantan Presiden Megawati Soekarnoputri itu menyapa akrab Kim Jin-pyo.

“Annyeonghaseyo Pak Kim Jin Pyo, Ketua Parlemen Korea Selatan. Dalam MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 di Jakarta, kami mempererat lagi hubungan dan komitmen antar negara,” tulis Puan.

Mantan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) itu juga mengatakan, kedua negara sepakat untuk penyerapan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang lebih masif di negeri ginseng.

MIKTA adalah lembaga konsultatif lima negara yang dibentuk untuk membangun postur ekonomi yang lebih baik oleh lima negara, yaitu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia. Organisasi ini berdiri pada tahun 2013 di sela-sela Sidang Umum PBB dan bertujuan untuk mendukung tata kelola global yang efektif.

MIKTA kerap dibandingkan dengan organisasi serupa, BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan South Afrika, poros ekonomi yang memiliki kekuatan lebih besar.

Usai pertemuan, Puan Maharani dan empat ketua parlemen MIKTA lainnya bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Dalam pertemuan itu, kelima ketua parlemen nasional dan Jokowi membahas sejumlah hal, termasuk perdamaian di Gaza.

Dalam sejumlah pertemuan bilateral, Puan mendorong negara MIKTA untuk ikut menyuarakan kesepakatan solusi dua negara (two state solution) dalam konflik Israel-Palestina. Selain itu, ia juga mengajak negara MIKTA memberikan bantuan kemanusiaan bagi rakyat yang menjadi korban perang.

"Kita melihat terjadinya perang di Gaza yang menimbulkan krisis kemanusiaan yang sebabkan banyak korban anak-anak dan perempuan. Termasuk yang terbaru adalah serangan Israel terhadap rumah sakit Al-Shifa," ujarnya.

Puan pun mengajak Parlemen negara MIKTA untuk bersatu agar menghindari polarisasi dan menjunjung tanggung jawab kolektif untuk mengatasi krisis kemanusiaan. Baik di Gaza, Ukraina yang masih berkonflik dengan Rusia, maupun kawasan lainnya.

"MIKTA harus menjadi kekuatan positif dan konstruktif dalam selesaikan berbagai permasalahan global dan regional. Ini merupakan tanggung jawab bersama, dan nasib dunia tidak boleh ditentukan oleh segelintir negara," ujar Puan.

Share

BK BukopinLee Wu-yeol

Comments

Other Posts