Selamat dari Gempa Besar Kanto 110 Tahun Lalu, Sejarah Dinasti Joseon Mulai Dipamerkan

Selamat dari Gempa Besar Kanto 110 Tahun Lalu, Sejarah Dinasti Joseon Mulai Dipamerkan
Ratu Myeongseong adalah istri Raja Gojong, raja terakhir Dinasti Joseon, yang dibunuh tahun 1895.

Museum Nasional Sejarah Dinasti Joseon di Pyeongchang, Provinsi Gangwon, bersiap membuka pintu untuk umum pada 12 November 2023.

Museum tersebut sebelumnya dioperasikan oleh Museum Woljeongsa Seongbo dan direnovasi untuk melestarikan dan memamerkan salinan asli “Joseon Wongjo Sillok” (Sejarah Sinasti Joseon) dan “Joseon Wongjo Uigwe” (Protokol Kerajaan Dinasti Joseon).

Pada tahun 1913, sebanyak 788 buku dari kawasan pegunungan Odaesan itu diselundupkan secara ilegal ke Universitas Tokyo melalui Pelabuhan Jumunjin. Sebagian dari karya berharga itu hancur dalam kebakaran 10 tahun kemudian dalam bencana yang dikenal dengan nama Gempa Besar Kanto tahun 1923.

Hanya 27 buku yang lolos dari bencana dan dikembalikan ke Universitas Gyeongseongje.

Melalui upaya kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas Budha, catatan sejarah tersebut dipulangkan ke Korea pada tahun 2006 dan 2017. Adapun catatan protokol dikembalikan pada tahun 2011. Catatan sejarah edisi Odaesan terdiri dari 75 jilid dan buku protokol terdiri dari 82 jilid.

Dinasti Joseon berkuasa di Korea dari tahun 1392 sampai 1894. Sebagai dinasti yang paling lama berkuasa di Korea, Dinasti Joseon menyimpan begitu banyak cerita. Salah satunya adalah kisah pembunuhan Ratu Myeongseong pada 1895. Ratu Myeongseong adalah istri Raja Gojong, raja terakhir Dinasti Joseon. Pembunuhannya menandakan pengaruh Dinasti Joseon semakin meredup dan akhirnya musnah, sementara di sisi lain, Jepang semakin kuat menguasai Korea.

Buku-buku Dinasti Joseon versi Odaesan mempunyai ciri khas sebagai proofread dan memiliki prinsip Annals yaitu mencetak naskah beberapa kali, mengoreksi, kemudian mencetak salinan baru untuk membuat salinan otentik, dan kemudian membuang salinan bukti tersebut. Namun, dalam proses penyusunan ulang Annals setelah invasi Jepang ke Korea, menjadi sulit sehingga salinan aslinya yang seharusnya dibuang, tidak dibuang melainkan diabadikan di Odaesan.

Pameran Museum Nasional Sejarah Dinasti ini akan menampilkan 9 Annals dari 26 Uigwe, termasuk National Treasures ‘Annals of King Seongjeong” dan ‘Annals of King Seonjo’. Annals of Odaesan dan 82 volume Uigwe akan ditampilkan melalui pengganti relik dan pameran khusus. Selain itu, museum ini memiliki koleksi 1.207 artefak yang akan ditampilkan dalam pameran bergilir. Ruang pameran permanen ini juga menawarkan wawasan tentang pembuatan dan penyimpanan catatn dokumenter selama era Joseon, sejarah arsip regional dan perannya.

Mengenai protokol kerajaan, museum ini menampilkan dokumen seperti direktorat kepemilikan kuil Raja Yeongjo, protokol segel kerajaan dan protokol kerjaan untuk direktorat rekontruksi istana Gyeongungung, yang semua awalnya disimpan di fasilitas Odaesan.

Museum ini dibuka setiap hari, kecuali Selasa, dari pukul 09.30 hingga 16.30 antara bulan November dan April dan dari pukul 09.30 hingga 17.30 antara bulan Mei dan Oktober.

Share

Joseon

Comments

Other Posts