Tolak Outsourcing, Seoul Metro Lakukan Aksi Mogok Kerja

Tolak Outsourcing, Seoul Metro Lakukan Aksi Mogok Kerja
Para pekerja kereta api yang tergabung dalam Seoul Metro, melakukan aksi unjuk rasa selama dua hari, Kamis (9/11) dan Jumat (10/11)/Yonhap

Seoul Metro, operator sistem kereta bawah tanah kota, mulai melakukan pemogokan selama dua hari untuk memprotes rencana perampingan Perusahaan. Aksi pemogokan ini diperkirakan akan terjadi di luar jam sibuk, yaitu mulai pukul 9 pagi pada Kamis (9/11) hingga 6 sore, Jumat (10/11), waktu setempat. Aksi dilakukan karena negosiasi terakhir gagal.

 

Adapun Seoul Metro mengoperasikan kereta bawah tanah Seoul jalur 1 hingga 8 dan beberapa bagian di jalur 9.

 

Selama jam sibuk, mulai pukul 7 pagi hingga 9 pagi, semua kereta bawah tanah akan beroperasi seperti biasa sesuai dengan kesepakatan yang dibuat oleh serikat pekerja dan perusahaan sebelum melakukan aksi pemogokan.

Tahun ini merupakan tahun kedua berturut-turut serikat pekerja melakukan aksi mogok kerja. Tidak seperti tahun lalu saat serikat pekerja melakukan mogok secara besar-besaran, tahun ini diakui mereka hanya merupakan peringatan. Walau begitu, masih ada kemungkinan untuk melakukan aksi mogok kerja yang lebih lama dan lebih besar, bahkan dari tahun sebelumnya.

Aksi mogok dilakukan setelah gagalnya negosiasi dan terjadinya konfrontasi yang berlangsung selama berjam-jam, hingga kemudian pada pukul 21.13 waktu setempat negosiasi dinyatakan gagal.

Untuk mengatasi defisit berskala besar, Seoul Metro kemudian membuat rencana untuk memberhentikan 2.212 karyawan, atau 13,5% dari total tenaga kerja pada 2026. Serikat pekerja telah mengajukan protes, namun manajemen bersikeras untuk tetap melakukan pengurangan tenaga kerja, dengan mengatakan bahwa 383 orang harus diberhentikan tahun ini sesuai rencana dan akan didiskusikan kemudian.

Serikat pekerja lalu mengusulkan untuk mempekerjakan staf yang cukup setidaknya untuk menggantikan 276 pekerja yang akan pensiun tahun ini, dan mendesak perusahaan untuk mengisi kekosongan. Namun negosiasi terakhir gagal, karena pihak manajemen menolak.

Aksi mogok ini tidak didukung oleh Federasi Serikat Pekerja Korea yang relatif moderat.

“Kami datang ke sini bukan untuk kenaikan upah. Keselamatan masyarakat dan kereta bawah tanah akan terancam oleh pengurangan tenaga kerja dan outsourcing pekerjaan keselamatan," kata Myung Soon-pil, ketua Serikat Pekerja Layanan Publik dan Transportasi Korea, di dekat Balai Kota Seoul, Kamis (9/11) pagi.

Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja Lee Jung-sik menyerukan diakhirinya pemogokan, dengan alasan bahwa defisit kumulatif Seoul Metro telah mencapai 17,68 triliun won (13,48 miliar dolar) pada tahun lalu.

"Saya sangat menyesal bahwa serikat pekerja melakukan aksi pemogokan meskipun ini adalah waktu bagi pekerja dan manajemen untuk mengabdikan diri pada upaya penyelamatan diri,” ujar Lee.

Dengan mengatakan bahwa para pekerja Metro Seoul memiliki tanggung jawab untuk menyediakan layanan publik yang penting, Lee mendesak para pekerja untuk kembali bekerja.

Dia juga merujuk pada kenaikan tarif kereta bawah tanah baru-baru ini sebesar 150 won dan mengklaim bahwa serikat pekerja tidak bertanggung jawab sementara masyarakat telah menanggung sebagian dari beban tersebut.

Share

seoul metro

Comments

Other Posts