Kemenko Perekonomian: Investasi Korea Selatan Terus Tumbuh Positif Sejak Dibentuk ASEAN-Korea FTA

Kemenko Perekonomian: Investasi Korea Selatan Terus Tumbuh Positif Sejak Dibentuk ASEAN-Korea FTA

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan hingga kini masih terjalin dengan baik lewat kerjasama bidang ekonomi maupun budaya. Selain itu, kedua negara ini juga berkomitmen untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan global.

Begitu dikatakan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sambutan yang disampaikan Asisten Deputi Bidang Kerjasama Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian Netty Muharni.

Hal itu disampaikannya dalam seminar internasional yang digagas Korea Center of RMOL dengan tajuk Korea-ASEAN Solidarity Initiatives: Epicentrum of Peace and Prosperity in The Indo-Pacific, di Auditorium Griya Legita, Universitas Pertamina, Jakarta Selatan, Selasa (20/12).

Netty menguraikan, aktivitas perdagangan antara ASEAN dan Korea telah tumbuh 2,5 kali lipat pada tahun 2020, sejak berdirinya ASEAN-Korea FTA (Free Trade Area).

“Pada tahun 2007, dan menempatkan Korea sebagai mitra dagang terbesar keempat ASEAN,” kata Netty.

Dia menuturkan investasi dari Korea ke ASEAN juga tumbuh stabil dan tercatat sebagai sumber investasi terbesar kelima di kawasan pada tahun 2021.

“ASEAN dan Korea Selatan terletak di jantung Indo-Pasifik, kawasan yang muncul sebagai wacana global di era kontemporer ini. Pada tahun 2030,  Indo-Pacific akan menghasilkan hampir dua pertiga dari pertumbuhan global,” terangnya.

Terdapat empat negara dengan paritas daya beli terbesar di dunia yakni China, India, Jepang dan Indonesia. Empat negara ini menjadi pangsa pasar dan trader besar yang diincar dunia. Diprediksi empat negara tersebut akan menguasai ekonomi  Indo-Pacific terbesar.

“Beberapa perkiraan juga menunjukkan bahwa pada tahun 2030,  Indo-Pacific dapat menjadi rumah bagi hampir 3,5 miliar kelas menengah,” katanya.

“Potensi ekonomi ini telah menarik perhatian negara-negara besar global ke kawasan, sehingga kawasan ini menjadi ajang kontestasi geopolitik dan geoekonomi baru,” tutupnya.

Share

SeventeenUNESCO

Comments

Other Posts