Dubes Park Tae Sung Berharap Indonesia Dan ASEAN Terus Berkontribusi Bagi Perdamaian Semenanjung Korea

Dubes Park Tae Sung Berharap Indonesia Dan ASEAN Terus Berkontribusi Bagi Perdamaian Semenanjung Korea

Dutabesar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Tae Sung menyampaikan apresiasi kepada ASEAN, khususnya Indonesia.

Apresiasi itu disampaikan Park saat membuka webinar yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bertajuk 'Advancing Peace on the Korean Peninsula: Dynamic Changes, Prospects, and Challenges' pada Jumat (4/12).

"Saya ingin menyampaikan rasa terima kasih, mewakili pemerintahan saya, untuk Indonesia dan ASEAN karena telah mendukung kebijakan kami atas Semenanjung Korea," ujar Park.

Park mengatakan, Indonesia telah memainkan peran kontruktif untuk ikut membantu mempromosikan perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan.

Salah satu yang ia sebut adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

"Saat Asian Games Jakarta-Palembang, Indonesia membuat satu tim persatuan Korea ketika proses rekonsiliasi Korea," terang Park.

Selain itu, Indonesia juga memberikan berbagai kontribusi saat menjadi anggota non-permanen Dewan Keamanan PBB pada 2019 hingga 2020.

Negara-negara anggota ASEAN lainnya juga membuktikan komitmen yang sama. Di mana Singapura dan Vietnam menjadi tuan rumah pertemuan rekonsiliasi pada 2018 dan 2019.

"Indonesia dan negara ASEAN lainnya telah membangun hubungan yang baik dengan dua Korea dan bisa memberikan wejangan yang konstruktif," jelas Park.

"Kami berharap Indonesia dan negara-negara ASEAN melanjutkan peran aktif untuk mencapai perdamaian yang permanen di Semenanjung Korea," pungkasnya.

Webinar sendiri juga dihadiri oleh pendiri FPCI Dino Patti Djalal, peneliti di Asan Institute for Policy Studies Prof. Park Won Gon, peneliti Korea National Diplomatic Academy Prof. Min Jeonghun, peneliti S. Rajaratnam School of International Studie Dr. Nah Liang Tuan, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI, Santo Darmosumarto, dan dimoderatori olh peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dewi Fortuna Anwar.

Share

Comments

Related Posts