Korea Selatan Berpotensi Geser Rusia jadi Pemasok Senjata di ASEAN

 Korea Selatan Berpotensi Geser Rusia jadi Pemasok Senjata di ASEAN
Pengamat dari Binus Curie Maharani (tengah) berbicara dalam Seminar Internasional "Fly Together for Another 40 Years" yang diselenggarakan KoreaKini.id/KoreaKini

Seiring dengan dinamika dan perubahan lanskap politik global, Korea Selatan dinilai mampu menggeser dominasi Rusia sebagai eksportir senjata di kawasan Asia Tenggara.

Demikian antara lain pandangan pengamat dari Universitas Bina Nusantara, Curie Maharani Savitri, dalam seminar internasional "Fly Together for Another 50 Years: Upgrading Indonesia-Korea Relations in Economy, Politics, Culture and Defense" yang digelar KoreaKini.id di Roemah Djan, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (5/12).

Curie menjelaskan, Rusia merupakan negara eksportir senjata utama di ASEAN. Sebanyak sembilan dari 10 negara anggota ASEAN membeli senjata dari Moskow.

Kendati demikian, setelah terkena embargo CAATSA pada tahun 2017 dan sibuk dengan invasi militer di Ukraina, intensitas kehadiran senjata Rusia di ASEAN semakin minim. Padahal permintaan akan alat pertahanan di kawasan terus meningkat.

Melihat kondisi tersebut, kata Curie, ASEAN mulai mencari pemasok senjata selain Rusia. Sebagian besar di antara mereka lebih memilih Korea Selatan sebagai negara eksportir alternatif.

"Dari sembilan pelanggan Rusia di Asia Tenggara, banyak yang menganggap Korea Selatan sebagai mitra yang aman untuk menggantikan Rusia atau untuk menghindari ketergantungan berlebihan pada Amerika Serikat," ungkapnya.

Dijelaskan Curie, pasar senjata Korea Selatan di ASEAN bukan hal baru. Sebab, tiga negara anggotanya yakni Filipina, Indonesia dan Thailand merupakan konsumen senjata terbesar Seoul.

"Sepanjang tahun 2017 hingga 2022, Korea Selatan sempat menjadi pemasok senjata terbesar ke Indonesia, Thailand, dan Filipina," kata Curie.

Lebih lanjut, Curie mengungkap bahwa sejak 2017, Korea Selatan telah memberikan perhatian lebih terhadap ASEAN melalui New Southern Policy yang kemudian dilanjutkan dengan New Southern Policy Plus dan Outlook on the Indo-Pacific yang mendukung sentralitas ASEAN.

"Korea Selatan dan ASEAN memiliki perhatian yang sama terhadap isu stabilitas dan keamanan Indo Pasifik. Seperti Filipina modernisasi militer sebagai respon terhadap intervensi China di Laut Cina Selatan," paparnya.

Tidak hanya di Asia Tenggara, lanjut Curie, Korea Selatan juga merupakan mitra alternatif di Eropa, Amerika Utara dan Timur Tengah. Seoul pernah mencetak gol penjualan yang luar biasa senilai 22 miliar dolar AS ke Polandia, kemudian 3,5 miliar dolar AS ke Uni Emirat Arab.

Selain Curie, diskusi sesi kedua dengan tema “Guarding the Free and Open Indo Pacific” juga diisi oleh Pemimpin Redaksi The Jakarta Post, Taufiq Rahman.

Share

RusiaASEAN

Comments

Other Posts